Biografi Abu Hurairah RA
Biografi Abu Hurairah Al-Dawsi Al-Zahrani رضي الله عنه
Sahabat Nabi ﷺ dan Perawi Hadis Terbanyak
Abu Hurairah Al-Dawsi Al-Zahrani, yang lebih dikenal sebagai Abu Hurairah رضي الله عنه, adalah salah satu sahabat mulia Nabi Muhammad ﷺ dan merupakan sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Beliau meriwayatkan lebih dari 5.000 hadis, tepatnya sekitar 5.374 hadis.
Asal-Usul dan Masuk Islam
Beliau berasal dari kabilah Daws di wilayah Tihamah, Yaman. Abu Hurairah رضي الله عنه awalnya bernama Abdu Syams. Ketika At-Tufayl bin ‘Amr رضي الله عنه—pemimpin kaumnya—masuk Islam dan kembali membawa risalah tauhid, Abu Hurairah termasuk yang pertama menyambutnya. Saat berkunjung ke Makkah bersama At-Tufayl, beliau bertemu dengan Nabi ﷺ.
Rasulullah ﷺ bertanya, "Siapa namamu?"
Ia menjawab, "Abdu Syams."
Rasulullah ﷺ bersabda, "Namamu sekarang Abdur-Rahman."
Namun, beliau tetap dikenal sebagai Abu Hurairah karena kecintaannya terhadap kucing sejak kecil.
Hijrah ke Madinah dan Perjuangan Awal
Abu Hurairah رضي الله عنه hijrah ke Madinah pada tahun ke-7 Hijriyah dan bergabung dengan Ahlus Shuffah—kelompok sahabat miskin yang tinggal di serambi Masjid Nabawi demi menuntut ilmu. Beliau belum berkeluarga dan hidup bersama ibunya yang masih musyrik.
Suatu hari, ibunya mengucapkan kata-kata buruk tentang Nabi ﷺ. Abu Hurairah menangis dan mengadukan hal itu kepada Rasulullah ﷺ. Rasulullah pun berdoa agar ibunya diberi hidayah, dan tak lama kemudian, beliau masuk Islam. Abu Hurairah kembali kepada Nabi ﷺ dengan air mata bahagia.
Kedekatan dengan Rasulullah ﷺ dan Semangat Menuntut Ilmu
Abu Hurairah رضي الله عنه berkata:
"Segala puji bagi Allah yang memberi hidayah kepada Abu Hurairah untuk masuk Islam, mengajarkan Al-Qur’an, dan menganugerahkan persahabatan dengan Muhammad ﷺ."
Beliau memiliki semangat luar biasa dalam menuntut ilmu. Tidak seperti sahabat lain yang sibuk berdagang, beliau mendedikasikan waktunya untuk belajar langsung dari Rasulullah ﷺ.
Suatu hari beliau berdoa: "Ya Allah, aku memohon ilmu yang tidak akan terlupakan."
Rasulullah ﷺ mengaminkan doa itu. Sejak saat itu, beliau dikenal memiliki hafalan yang luar biasa.
Ujian, Kesabaran, dan Kemuliaan
Karena fokus pada ilmu, beliau sering kali kelaparan. Beliau berkata bahwa untuk menahan lapar, ia meletakkan batu di perutnya. Rasulullah ﷺ melihat keadaannya, lalu mengajaknya ke rumah dan memberi semangkuk susu. Setelah meminum susu bersama Ahlus Shuffah, Abu Hurairah menyaksikan langsung keberkahan dari Rasulullah ﷺ.
Peran di Masa Khulafaur Rasyidin
Di masa Umar bin Khattab رضي الله عنه, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur Bahrain. Ketika kekayaannya bertambah, Umar menanyakan asal kekayaannya. Abu Hurairah menjelaskan bahwa itu dari hadiah dan hasil ternak. Umar tetap meminta agar dikembalikan ke Baitul Mal, dan beliau menaatinya tanpa keberatan.
Sejak saat itu, beliau menolak jabatan pemerintahan dan berkata: "Aku tidak ingin kehormatanku dicela, hartaku diambil, dan punggungku dipukul."
Ibadah dan Akhlak Mulia
Abu Hurairah رضي الله عنه sangat tekun beribadah. Rumahnya terbagi tiga shift malam: sepertiga untuk dirinya, sepertiga untuk istrinya, dan sepertiga untuk anaknya. Rumah beliau tidak pernah sepi dari ibadah malam.
Beliau juga sangat berbakti kepada ibunya. Saat hendak keluar rumah, beliau berkata:
"Semoga Allah merahmatimu sebagaimana engkau menyayangiku ketika aku kecil."
Ibunya menjawab: "Semoga Allah merahmatimu sebagaimana engkau membimbingku menuju hidayah ketika aku tua."
Wafatnya Abu Hurairah رضي الله عنه
Abu Hurairah رضي الله عنه wafat pada tahun 59 Hijriyah dalam usia 78 tahun. Kaum Muslimin sangat berhutang budi kepada beliau atas jasa beliau dalam meriwayatkan ajaran Rasulullah ﷺ. Semoga Allah meridhainya dan menempatkannya bersama para nabi dan orang-orang shalih di Surga-Nya yang tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar