Biografi Utsman bin Affan RA

Utsmān bin ‘Affān رضي الله عنه  Khalifah Bergelar Dzun-Nurain

Dalam hamparan sejarah Islam yang penuh cahaya, nama Utsmān bin ‘Affān رضي الله عنه bersinar bak bintang yang tenang namun bercahaya lembut. Beliau adalah salah satu sahabat terdekat Rasūlullāh ﷺ, seorang mukmin sejati yang hatinya dipenuhi iman dan akhlaknya dihiasi dengan rasa malu yang tinggi serta kemurahan hati yang luar biasa. Terpilih sebagai Khalīfah ketiga setelah Abū Bakr aṣ-Ṣiddīq رضي الله عنه dan Umar bin al-Khaṭṭāb رضي الله عنه, kepemimpinannya menjadi mercusuar bagi kaum Muslimin pada masa yang penuh tantangan dan perubahan.

Beliau dikenal dengan julukan mulia Dzun-Nurain (ذو النورين), “Pemilik Dua Cahaya,” karena Allah ﷻ memuliakannya dengan pernikahan kepada dua putri Rasūlullāh ﷺ secara bergantian, sebuah kehormatan yang tidak dimiliki oleh siapa pun selain dirinya. Di bawah naungan kepemimpinannya, Islam meluas ke berbagai penjuru bumi, dan mushaf Al-Qur’ān disatukan agar terjaga keotentikannya sepanjang zaman. Namun, di balik keberhasilan itu, beliau juga menghadapi ujian besar, fitnah dan pemberontakan yang mengoyak persatuan umat.

Meski dikepung dan diancam, Utsmān رضي الله عنه tetap memilih bersabar dan tidak menumpahkan darah satu pun Muslim. Dalam kesunyian dan kekhusyukan, beliau menghadap Rabb-nya dalam keadaan syahid, sementara lisannya masih basah membaca firman Allah ﷻ. Semoga Allah ﷻ meridhainya dan menempatkannya di surga tertinggi bersama para syuhadā’ dan ṣāliḥīn.

Kehidupan Awal dan Silsilah Mulia

Utsmān bin ‘Affān bin Abī al-‘Āṣ bin Umayyah bin ‘Abd Syams bin ‘Abd Manāf رضي الله عنه berasal dari kabilah Quraisy, salah satu suku paling terhormat di Makkah. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi Muḥammad ﷺ pada ‘Abd Manāf.

Ibunda beliau adalah Arwā binti Kurayz binti Rabī‘ah, cucu dari ‘Abd al-Muṭṭalib. Beliau lahir di Makkah enam tahun setelah Tahun Gajah.

Sifat dan Kepribadian

Sejak kecil, Utsmān رضي الله عنه dikenal sebagai pribadi lembut, pemalu, jujur, dan dermawan. Beliau sukses dalam perdagangan namun tidak terjerumus dalam kesombongan.

Masuk Islam dan Hijrah

Beliau termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam, melalui dakwah Abū Bakr aṣ-Ṣiddīq رضي الله عنه. Ia turut hijrah ke Ḥabasyah dan kemudian ke Madīnah bersama istrinya, Ruqayyah binti Rasūlullāh ﷺ.

Kedekatan dengan Nabi ﷺ

Utsmān رضي الله عنه menikahi dua putri Nabi ﷺ secara bergantian: Ruqayyah dan Ummu Kultsūm رضي الله عنهما, maka beliau diberi julukan Dzun-Nurain (ذو النورين).

"Setiap orang akan memiliki sahabat di surga, dan sahabatku di surga adalah Utsmān."
(HR. Aḥmad dan at-Tirmiżī)

Masa Kekhalifahan

Utsmān رضي الله عنه menjadi khalifah ketiga setelah wafatnya ‘Umar bin al-Khaṭṭāb رضي الله عنه. Pemerintahannya berlangsung selama 12 tahun dan mencakup:

• Kodifikasi Al-Qur’ān: Standarisasi mushaf, dikenal sebagai Mushaf ‘Utsmānī.
• Ekspansi Wilayah: Sampai ke Afrika Utara, Persia, dan sebagian Eropa.
• Pembangunan Infrastruktur: Masjid, jalan, dan sumur untuk umat.
• Reformasi Administratif: Perbaikan sistem gaji dan pengangkatan gubernur.

Kedermawanan dan Rasa Malunya

"Tidakkah aku malu kepada seseorang yang para malaikat pun malu kepadanya?"
(HR. Muslim)

Saat Perang Tabūk, beliau menyumbang 100 unta dan 1.000 dinar emas. Nabi ﷺ bersabda:

"Tidak ada yang membahayakan Utsmān setelah hari ini atas apa yang ia lakukan."
(HR. at-Tirmiżī)

Fitnah dan Wafatnya

Pada akhir kekhalifahan, muncul fitnah besar yang dipicu oleh kaum munāfiq dan provokator. Meski banyak sahabat ingin membela, beliau menolak pertumpahan darah sesama Muslim.

Beliau gugur syahid pada 18 Dzulḥijjah 35 H dalam usia 82 tahun, ketika sedang membaca Al-Qur’ān. Semoga Allāh ﷻ menerima amal beliau.

Penutup

Kehidupan Utsmān bin ‘Affān رضي الله عنه adalah teladan agung dalam iman, akhlak, dan kesabaran. Marilah kita mencintai dan meneladani para sahabat seperti beliau.

اللَّهُمَّ اجعلنا من الذين يحبون أصحاب نبيك، ويتبعون خطاهم في الدنيا والآخرة، آمين.